Info Hijab Modern Terbaru, Tips Jilbab dan Hijabers, Tips Kecantikan, Jilbab Modern

AMERIKA JUGA PUNYA HIJABERS YANG MUSLIMAH

Artikel terkait : AMERIKA JUGA PUNYA HIJABERS YANG MUSLIMAH

Sekedar share untuk sahabat Miszafie - Kini perkembangan Islam di dunia semakin meluas. Bahkan di negara-negara barat seperti Amerika, banyak masyarakat nonmuslim yang memiliki kedudukan tinggi di perusahaan yang akhirnya memeluk Islam. Menurut imam di Islamic Center sekaligus direktur Jamaica Muslim Center --yayasan dan masjid di kawasan timur New York, Amerika Serikat--, Shamsi Ali, tak hanya orang berkulit hitam yang sering menjadi mualaf tapi banyak penduduk berkulit putih yang mulai memeluk agama Islam. Shamsi mengatakan sebagian besar yang mualaf adalah wanita.

"Secara umum Islam di Eropa dan Amerika berkembang secara pesat, perkembangannya empat kali lipat, belakangan ini setiap tahun sekitar 20 ribu sampai 40 ribu mualaf di Amerika. Bukan orang di penjara lagi tapi banyak anak muda, para pendidik, profesional, dan kebanyakan wanita," tutur Shamsi ketika menjadi pembicara di butik HMC, kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Senin (19/1/2015).


AMERIKA JUGA PUNYA HIJABERS YANG MUSLIMAH
Pria 47 tahun itu cukup populer di Amerika, tak hanya sebagai imam masjid tapi juga sosok yang menginspirasi orang lain untuk memeluk agama Islam. Dari banyak pengalaman yang dimilikinya, Shamsi berbagi satu cerita menarik ketika bertemu seorang wanita nonmuslim yang awalnya tidak suka dengan Islam tapi akhirnya menjadi mualaf.

Shamsi mulai bercerita, saat sedang memberikan dakwah ada seorang wanita bernama Amanda yang datang ke masjid. Ia membawa empat lembar kertas pertanyaan soal Islam dan nabinya. Shamsi kemudian hanya tersenyum kemudian memberikan email dirinya kepada wanita tersebut.

Setelah kelas selesai, Amanda ternyata mengirimkan sejumlah pertanyaan yang cukup kritis kepada pria lulusan Universitas Islam Internasional, Islamabad, Pakistan, itu. Shamsi kemudian berusaha menjawab sederet pertanyaan tersebut walaupun tidak dijelaskan secara menyeluruh.

"Malamnya dia mengirimkan pertanyaan yang tadi ia bawa dan saya jawab satu per satu yang mampu saja. Mungkin tertarik dengan jawaban saya, dia datang lagi minggu depannya tidak seperti pertama yang seperti tak mau melihat dan mendengar, tapi sudah mulai mendengar cuma belum mau bertanya," cerita Shamsi.

Sambil membenarkan letak duduknya, Shamsi melanjutkan kisahnya. Hampir setiap minggu Amanda datang ke kelas yang diajarkan oleh Shamsi, awalnya hanya diam saja, lalu melontarkan pertanyaan buruk tentang Islam, hingga akhirnya tertarik belajar menjadi seorang muslim. Kemudian setelah enam bulan belajar mengenai Islam, wanita tersebut mengatakan kepada Shamsi kalau ia mulai jatuh cinta dengan Islam.

Ia pun selalu berkomunikasi dengan Shamsi bagaimana untuk menjadi seorang muslim karena ingin memperdalam Islam. Dua bulan setelah meyakinkan diri, Amanda pun memutuskan memeluk agama Islam dibantu oleh Shamsi.

"Singkat cerita setelah enam bulan dia belajar tentang Islam, akhirnya dia kirim email 'Kok saya mulai jatuh hati dengan agama ini? Saya tanya 'Kok bisa? Padahal kamu dulu yang datang marah-marah dengan pertanyaan empat halaman itu. Dia katakan 'because you're a good salesman'. Saya katakan saya hanya menyampaikan Islam apa adanya, itu semua hidayah. Alhamdulillah dua bulan kemudian dia menangis setelah masuk Islam," tutur pria asal Sulawesi Selatan itu.

Shamsi melanjutkan, setelah masuk Islam, Amanda memutuskan untuk berhijab. Di awal mulanya berjilbab ia mengalami kendala karena bekerja di salah satu universitas ternama. Bahkan Amanda ingin keluar dari universitas tersebut karena ia tidak diizinkan mengganti identitasnya sebagai seorang muslim.

Banyak rintangan yang harus dihadapinya terutama dalam pekerjaan. Namun setelah sekian lama berhijab, akhirnya rekan-rekannya bisa menerima dan tetap mendukungnya. Shamsi pun mengatakan hingga sekarang Amanda masih bekerja di universitas tersebut dan tetap memakai jilbab.

"Amanda anak yang pintar sehingga dia diperlukan di sekolah itu. Akhirnya dia tetap dipertahankan. Sampai sekarang dia masih bekerja di sana dan menjadi satu-satunya wanita pakai hijab di universitas itu," ujar Shamsi mengakhiri kisahnya.


Sumber : Detik

Artikel Miszafie Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Miszafie About / Sitemap / Contact / Privacy / Disclaimer / DCMA / W3 / PING / Bloglog / Blogtopsites| Design by Bamz